Kamis, 21 Juni 2012

Tak ada kerabat sahabat pun berguna (3/3)

[... sambungan]

Menariknya, bunyi “bat” ini juga menelurkan paradoksi. Di satu sisi melahirkan makna cepat, di sisi lain justru sebaliknya: perlahan.

Kita kembali ke akar. Akar yang bermunculan dari kaki pohon ke mana-mana kita sebut merambat. Pepohonan atau hutan yang banyak ditutupi akar gantung, kita sebut lebat. Ini semua merintangi orang untuk masuk lebih dalam. Merintangi jalan, dulu disebut merebat. Menutupi sesuatu disebut menyumbat. Semua ini menghambat, dan membuat gerakan kita menjadi lambat. Di sini paradoksinya.

Lantas, apa hubungan "bat" dengan jamu? Ketika belum ada pil atau tablet, nenek moyang kita tampaknya menemukan bahwa akar tertentu bisa menyembuhkan rasa sakit tertentu. Dari sini muncul istilah obat.

Hebat memang akar ini. Berawal dari kegunaannya sebagai tali, alat pukul, dan penyembuh rasa sakit, dia melahirkan banyak makna dan banyak istilah hingga ke pejabat, tukang embat, atau terlibat. Tidak heran kakek-nenek kita punya semboyan “tak ada rotan akar pun berguna”.

Lema sebelum: Tak ada kerabat sahabat pun berguna (2/3)

Rabu, 20 Juni 2012

Tak ada kerabat sahabat pun berguna (2/3)

[... sambungan]

Apa lagi yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan akar? Memukul. Beberapa akar memang cukup cocok untuk memukul: ringan, elastis, menyakitkan, tapi tidak mematikan. Tampaknya akar pada awalnya digunakan untuk memukul binatang piaraan seperti kerbau, sapi, atau anjing.

Ada beberapa kata tua berbunyi “bat” yang bermakna memukul dengan sesuatu lentur, kecil, atau tipis. Kata-kata itu ialah membabat, mengembat, menyambat, menyebat, dan menyabat. Semuanya sekarang sudah jarang digunakan, kecuali menyabat yang divariasikan dengan menyabet, atau membabat dengan pengertian menebas.

Memukul dengan akar tentunya harus dilakukan dengan cepat, kalau tidak ya tidak ada efeknya. Dari sini “bat” melahirkan makna lain: melakukan sesuatu dengan cepat. Menyembat misalnya, bermakna menarik sesuatu dengan cepat, seperti pancing atau keris. Menyabet sekarang juga berarti merebut, di samping bermakna memukulkan pedang, keris, golok, dsb. Begitu juga dengan kata embat, yang terdengar seperti bahasa gaul, tetapi sebenarnya kata tua, berarti mengambil barang dengan cepat.

Gerakan yang sangat cepat disebut kelebat. Jantung yang berdetak cepat dan berdebar-debar disebut kebat-kebit. Hingga kini orang masih mengucapkan “bat bet bat bet” untuk menunjukkan gerakan yang cepat ke sana sini.

[bersambung ...]

Lema sebelum: Tak ada kerabat sahabat pun berguna (1/3)
Lema sesudah: Tak ada kerabat sahabat pun berguna (3/3)

Selasa, 19 Juni 2012

Tak ada kerabat sahabat pun berguna (1/3)

Apa yang menghubungkan cemeti, jamu, dan karir? Jawaban yang paling singkat adalah “bat”.

Untuk memahami jawaban ini, kita harus kembali ke zaman dulu, ke masa ketika leluhur kita hidup dikelilingi pepohonan dan hutan belukar. Ke era ketika nenek-kakek kita menemukan akar di mana-mana. Di bawah tanah, di permukaan tanah, atau bergantungan dari dahan pohon ke tanah. Akan kita lihat bahwa nenek moyang kita mengaitkan akar ini dengan bunyi “bat”.

Apa yang dilakukan leluhur kita dengan akar? Salah satunya adalah menggunakannya sebagai tali, untuk mengikat tumpukan kayu bakar misalnya. Kita menemukan banyak kata dengan bunyi “bat”, yang bermakna mengikat. Kata-kata ini adalah membebat, mengabat, mengebat, menyambat, dan menambat.

Kata membebat masih kita gunakan dengan makna membalut dengan perban atau kain. Kata menambat masih digunakan dengan arti mengikat perahu. Kata lain sudah sangat jarang terdengar, seiring dengan munculnya material lain yang kita gunakan sebagai tali.

Tetapi beberapa kata turunannya masih kita gunakan sampai sekarang. Diikat atau dibelit, dulu disebut juga dilibat. Sekarang kita menggunakan kata ini, terlibat, dengan makna terlilit, ikut serta, berpartisipasi.

Mengikat, dulu disebut juga menjabat. Kata ini kemudian digunakan untuk menunjukkan terikatnya dua tangan, yaitu ketika berjabatan. Ketika pemberian tugas disimbolkan dengan berjabatan tangan, muncullah kata pejabat, serta jabatan, untuk menjuluki si pengemban tugas serta posisinya.


[bersambung ...]

Lema sebelum: Angklung Jerman
Lema sesudah: Tak ada kerabat sahabat pun berguna (2/3)