Selasa, 19 Juni 2012

Tak ada kerabat sahabat pun berguna (1/3)

Apa yang menghubungkan cemeti, jamu, dan karir? Jawaban yang paling singkat adalah “bat”.

Untuk memahami jawaban ini, kita harus kembali ke zaman dulu, ke masa ketika leluhur kita hidup dikelilingi pepohonan dan hutan belukar. Ke era ketika nenek-kakek kita menemukan akar di mana-mana. Di bawah tanah, di permukaan tanah, atau bergantungan dari dahan pohon ke tanah. Akan kita lihat bahwa nenek moyang kita mengaitkan akar ini dengan bunyi “bat”.

Apa yang dilakukan leluhur kita dengan akar? Salah satunya adalah menggunakannya sebagai tali, untuk mengikat tumpukan kayu bakar misalnya. Kita menemukan banyak kata dengan bunyi “bat”, yang bermakna mengikat. Kata-kata ini adalah membebat, mengabat, mengebat, menyambat, dan menambat.

Kata membebat masih kita gunakan dengan makna membalut dengan perban atau kain. Kata menambat masih digunakan dengan arti mengikat perahu. Kata lain sudah sangat jarang terdengar, seiring dengan munculnya material lain yang kita gunakan sebagai tali.

Tetapi beberapa kata turunannya masih kita gunakan sampai sekarang. Diikat atau dibelit, dulu disebut juga dilibat. Sekarang kita menggunakan kata ini, terlibat, dengan makna terlilit, ikut serta, berpartisipasi.

Mengikat, dulu disebut juga menjabat. Kata ini kemudian digunakan untuk menunjukkan terikatnya dua tangan, yaitu ketika berjabatan. Ketika pemberian tugas disimbolkan dengan berjabatan tangan, muncullah kata pejabat, serta jabatan, untuk menjuluki si pengemban tugas serta posisinya.


[bersambung ...]

Lema sebelum: Angklung Jerman
Lema sesudah: Tak ada kerabat sahabat pun berguna (2/3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar