Rabu, 28 Maret 2012

Cut! Take Two.


Sebelum ini sudah kita telusuri bagaimana bunyi kat terkait dengan makna dekat. Sekarang akan kita lihat bahwa bunyi ini memiliki makna kedua, yang juga bisa dirangkum di satu kata: angkat, yaitu ke menempatkan posisi yang lebih tinggi.

Kata mengangkat sendiri sudah berarti membawa ke tempat lebih tinggi. Posisi yang lebih tinggi sendiri disebut tingkat; sesuatu yang bergerak ke sana kita sebut meningkat. Orang di posisi tinggi kita katakan berpangkat, atau berperingkat.

Jika kita menaikkan kaki ke posisi lebih tinggi, kita istilahkan jingkat. Jika kita lemah, alat bantu yang menaikkan kaki kita adalah tongkat. Dan kalau sudah lemah sekali, mungkin kita akan mangkat, meninggal, yang dipercaya leluhur kita merupakan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi.
 
Akhirnya kita berada di taman kanak-kanak, melihat anak-anak tertawa di atas alat main yang naik turun: jungkat-jungkit.

Bila kita lihat, sejatinya ini semua bukan bunyi kat, tapi ngkat. Boleh jadi nenek moyang kita menganggap keduanya memang dua bunyi yang berbeda.

Lantas apa hubungannya dengan kata Inggris di judul tulisan ini? "Cut" berarti memotong, membuat sesuatu menjadi lebih pendek, atau menjadi lebih singkat?

Lema sebelum: Cut! Take One.
Lema sesudah: Kedondong montong dari Hongkong (1)

Senin, 26 Maret 2012

Cut! Take One.



Ini bukan bahasan atas nama wanita Aceh, tapi tentang kat, suatu bunyi yang maknanya tampaknya bisa dirangkum oleh satu kata: dekat, tidak jauh.

Bagaimana kita mendekatkan barang-barang yang berjauhan? Bisa kita ikat, atau kita rekat. Mereka akan dengan sendirinya melekat.

Sesuatu yang membatasi dua hal yang berdekatan disebut sekat. Air yang berisi banyak partikel sehingga mereka berdekatan, kita sebut pekat. Dan bila ada jejaka tertarik pada seorang gadis, dan merasa ingin dekat dengannya, kita menyebutnya terpikat.

Lema sebelum: Burung cenderung bertarung di atap warung
Lema sesudah: Cut! Take Two. 

Kamis, 22 Maret 2012

Burung cenderung bertarung di atap warung


Dari judul di atas sudah terlihat bahwa kita kali ini akan membahas bunyi rung. Kita akan lihat bahwa bunyi ini erat kaitannya dengan makna menutup.

Kata pertama adalah mengurung, yang artinya menghalangi agar tidak terlihat, singkatnya menutupi. Kemudian sarung, kain yang menutupi badan kita dari pinggang ke bawah. Selanjutnya ada karung, juga semacam kain yang menutup dan menghalangi agar barang di dalamnya tidak lepas tercecer.

Jika kita sedih, dan muka kita seolah-olah tertutupi sesuatu, kita menyebutnya murung. Dan akhirnya sampailah kita pada bagian kelapa yang memiliki hobby menutupi katak: tempurung.

Lema sebelum: Kurang bagusnya rokok dari sudut bahasa
Lema sesudah: Cut! Take One.

Rabu, 14 Maret 2012

Kurang bagusnya rokok dari sudut bahasa


Teman-teman perokok pasti teriak: Apa pula ini? Sabar dulu, ini bukan tambahan kritik atas rokok. Untuk itu sudah ada pegiat kesehatan, atau ustadz dan kiai yang meninjau dari sudut agama.

Seperti biasa, di sini kita akan mencoba melihat kaitan di antara kata-kata yang berakar sama. Beberapa teman rokok adalah bengkok, jongkok, bongkok, dan cangkok. Kalau kita amati, semuanya memiliki kaitan arti tidak lurus, melengkung, atau malah patah.

Bengkok, jelas tidak lurus. Ketika kita jongkok, posisi kita melengkung, tidak lurus. Orang yang bongkok, badannya tidak lurus. Dahan yang dipatahkan, kemudian disambung dengan yang lain, disebut dicangkok.

Kata lain adalah cekok, bermakna memaksa orang lain memakan sesuatu. Juga bukan sesuatu yang manis. Paling enak barangkali mangkok, alat makan yang melengkung, tidak ceper lurus seperti piring.

Mangkok bervariasi di mangkuk. Kebetulan bongkok juga bervariasi di bungkuk. Jadi kita akan teruskan mencari teman rokok di bunyi kuk.

Yang kita dapat adalah lekuk, tekuk, bekuk. Dan ini semua lagi-lagi memiliki makna tidak lurus. Lekukan tubuh adalah bagian badan yang tidak lurus. Kita menekuk sesuatu menggunakan tangan yang dilengkungkan. Membekuk seseorang berarti menangkap dengan jalan melengkungkan tubuh kita ke badan dia.

Kesimpulan? Apakah memang rokok bukan sesuatu yang lurus?
Lho, kok malah nanya?

Lema sebelum: Air dan berakhirnya Orde Baru
Lema sesudah: Burung cenderung bertarung di atap warung 

Rabu, 07 Maret 2012

Air dan berakhirnya Orde Baru


Sebelum ini kita sudah melihat kaitan antara air dengan bunyi "bur". Jika si air ini mengalir banyak dan deras, tanpa hambatan, orang tua kita dulu memiliki bunyi lain untuk menggambarkannya: car-cur-cor. Mereka mewariskan kepada kita kata memancar, mengucur atau mengocor.

Kita warisi pula dari mereka kata-kata lain yang bermakna mirip. Misalnya lancar, jika sesuatu berjalan tanpa hambatan. Atau gencar, bila sesuatu bergerak terus-menerus, tanpa henti. Juga mencecar, yaitu ketika kita menghujani orang terus-menerus dengan ucapan, pertanyaan, dsb. Kemudian berpencar apabila banyak orang bergerak ke berbagai arah. Bila gerakan ini cepat dan tidak menentu, kita sebut kocar-kacir.

Di atas sudah kita lihat mengucur, yang juga berarti mengalir. Jika sesuatu mengalir kencang, juga tanpa hambatan, kita katakan meluncur. Air yang mengalir bertebaran ke mana-mana kita sebut memancur (dan kakek-nenek kita dulu mandi, nyuci, dsb. di bawah pancuran). Jika yang bertebaran ini benda padat, karena pecah, dan dia berantakan ke mana-mana, kita istilahkan hancur.

Dari bunyi cor tidak banyak kata yang terbentuk. Selain mengocor, kita barangkali hanya mengenal bocor, yaitu ketika air mengalir melalui lubang atau retakan.

Kembali ke kata luncur. Tampaknya kata ini bervariasi di lungsur, yang juga berarti mengalir turun. Ini berkerabat dengan longsor, yang menunjukkan turunnya tanah atau bebatuan. Menariknya, variasi ini berlanjut ke vokal "e", di mana kita mengenal kata lengser, yaitu ketika seseorang turun dari jabatannya. Dan peristiwa ini yang mengakhiri era Orde Baru beberapa tahun silam.

Lema sebelum: Paradoksi ikan kakap
Lema sesudah: Kurang bagusnya rokok dari sudut bahasa 

Senin, 05 Maret 2012

Paradoksi ikan kakap


Sebelum ini sudah kita lihat banyak contoh bagaimana kata-kata yang berakar sama memang memiliki makna yang berkerabat. Kita masih bisa tambahkan kata dekap, sekap, tangkap, atau rangkap. Semuanya memiliki arti yang mengarah ke menutupi, mengelilingi, atau mengurung. Mari kita lihat beberapa contohnya.

    Ibu mendekap bayinya.
    Perompak menyekap awak kapal di buritan.
    Penjaga gawang menangkap bola dengan kedua tangannya.
    Setiap hari dia terperangkap kemacetan Jakarta.
Menariknya ada dua kata lain dengan bunyi kap tetapi bermakna sebaliknya: ungkap, dan singkap.
    Dia mengungkapkan semua uneg-unegnya.

    Tintin menyingkap jaringan rahasia perdagangan obat bius.
Di sini ungkap dan singkap justru berarti membuka atau membongkar, bukan menutup.

Cukup aneh memang, mengapa malah bertentangan. Apakah mungkin awalnya ungkap dan singkap berarti menutup juga, tetapi kemudian ada salah pemakaian?

Lema sebelum: Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 3/3)

Lema sesudah: Air dan berakhirnya Orde Baru

Sabtu, 03 Maret 2012

Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 3/3)

[... sambungan]

Menariknya, bunyi ul-ol ini sangat suka kita gunakan untuk anggota tubuh:

    bagian depan kaki yang mencuat, dengkul;
    pangkal paha yang juga menonjol, pinggul;
    jari yang paling gemuk, jempol;
    gigi yang mencuat keluar, gingsul;
    kepala yang menonjol ke belakang, gonjol;
    kepala yang benar-benar mencuat, alias tanpa rambut, gundul (dan jangan lupa juga wujud makhluk yang cebol dan gundul: tuyul).
Dan di bagian tubuh ini kita akan mulai dengan membandingkan ul-ol dengan il.
      Jika dahi kita terbentur pintu hingga bengkak, jendil (atau jendol). Gumpalan kecil di kelopak mata tetapi jendil.
      Bila kita digigit serangga sehingga muncul bintik-bintik agak besar, bentol. Bercak yang lebih kecil tetapi bintil.
      Perut yang agak besar kita sebut gembul. Kalau itu terlihat di pipi, namanya gembil.
    Dikotomi ini berlanjut di kata kerja.
        Menyentuh sesuatu yang kecil, menyentil. Menyantap makanan kecil, mencamil (nyemil). Mencuri barang-barang yang kecil, mengutil. Mencubit sedikit, mencuil.
        Kalau mencubit lebih besar, mencewol. Mencuri barang lebih banyak, menggondol.
        Membuat kerusakan yang agak besar, membobol, menjebol, atau membedol.
        Sementara menyendiri disebut memencil, menyempil, atau mengucil.
      Menautkan sesuatu yang kecil dengan il, sementara yang lebih besar dengan ul-ol, tampaknya sudah masuk ke bawah alam sadar kita. Tak heran jika kita menyebut cuatan kecil di kulit sebagai upil dan kutil; sementara yang relatif lebih besar bisul dan benjol.

      Naluri bahasa ini yang membuat kita tidak kesulitan untuk menamai boneka kerdil, kecil, mungil itu "si Unyil".
      Kalau dia agak besar mungkin namanya "si Bahenol"?

      Lema sebelum: Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 2/3)
      Lema sesudah: Paradoksi ikan kakap

      Jumat, 02 Maret 2012

      Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 2/3)

      [... sambungan]

      Makna yang sama bisa dilihat di kata kerja berikut ini:
        memikul dan memanggul, yang artinya membuat sesuatu terangkat;
        menyundul, membuat sesuatu terlontar ke atas;
        menyusul, mencuat melewati yang lain;
        atau menonjol, mencuat sehingga tampak dominan.
      Contoh lain:
        Bagian dari jarum yang dominan kita namakan pentol (atau pentul, pintul). Dari sini kita istilahkan pimpinan sebuah kelompok itu pentolan.
        Jika di dinding yang rata ada yang mencuat, dan kita bisa mengaitkan sesuatu di sana, kita sebut cantol.
        Bila di papan, meja, dinding, dsb. ada yang mencuat, dan itu bisa ditekan, kita katakan tombol.
      Tampaknya makna ul-ol kemudian meluas ke sesuatu yang “menonjol karena mengumpul atau bersatu di satu tempat”, seperti contoh di bawah ini:
        bahan tambalan yang dikumpulkan di lubang sebuah kayu, disebut dempul;
        tali yang diikat terkumpul dinamakan simpul;
        helaian-helaian kain yang dikumpulkan kemudian dipasang di tiang diistilahkan umbul-umbul;
        asap yang menggumpal dijuluki kepul (atau kebul);
        tanah yang disatukan untuk membendung air diberi nama tanggul;
        menyatukan orang disebut merangkul.
      [bersambung ... ]

      Lema sebelum: Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 1/3)
      Lema sesudah: Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 3/3)

      Kamis, 01 Maret 2012

      Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 1/3)


      Di dunia ini ada kata-kata yang berbunyi mirip, tetapi bermakna bertentangan. Misalnya "here" dan "there", "thick" dan "thin", "flop" dan "top", atau "yin" dan "yang". Bahasa kita pun memiliki contoh semacam; misalnya "cekung" dan "cembung", "cocok" dan "cekcok", "bunyi" dan "sunyi", dsb.

      Kita akan lihat bahwa beberapa pertentangan diwakili oleh bunyi il dan ul. Misalnya bintil dan bintul, gembil dan gembul, atau jendil dan jendul. Perlu dicatat bahwa kita juga mengenal variasi bentol, gembol, dan jendol; dan karenanya kita akan bandingkan il di satu pihak, dengan ul-ol di lain pihak.

      Sebelum membandingkan kedua bunyi, mari kita teliti dulu beberapa kata yang berbunyi ul-ol. Kita mulai dengan beberapa kalimat berikut ini:

        Matahari pagi muncul di ufuk timur.
        Rakit itu timbul-tenggelam disapu ombak.
        Dari sebuah lubang menyembul kepala ular.
        Kepalanya nongol dari balik jendela.
      Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa bunyi ul-ol menunjukkan "menjadi tampak", atau "mencuat keluar".

      Ini diperkuat oleh contoh lain sbb.:

        sisa pohon yang ditebang tetapi masih mencuat di tanah disebut tunggul;
        bagian rambut ibu-ibu yang mencuat dinamakan sanggul;
        kulit kepala ayam yang mencuat diistilahkan jambul;
        batang pohon jagung yang mencuat ke atas dijuluki tongkol.
      [bersambung ...]

      Lema sebelum: Hati-hati memberi nama
      Lema sesudah: Kill Bill vs Call Ball alias Cool Bull (Part 2/3)